Duduklah di sampingku. Kita tatap langit yang bercerita tentang fajar dan senja yang saling merindu, karena mereka mencintai hal yang sama yaitu Jingga. Berceritalah Jingga pada senja tentang kehangatan fajar saat menyambut pelaut pulang. Bersinarlah fajar saat Jingga dendangkan nada tentang lirih senja yang mengiringi pelaut menuju samudera. Duduklah sesaat.Ku ingin kau ikut merasakan indahnya rindu, kala kau menatap langit yang sama denganku, langitku jingga.
Kamis, 12 Agustus 2010
Pelangi
Tahukah kamu
Mengapa setelah turun hujan
muncul Pelangi?
Karena setelah air mata
Mengamini doamu
Dia akan mencurahkan kasihnya
Dia
Dia tidak otoriter
Dia masih memberikanku andil
Untuk menentukan jalanku
Itu pilihan
Untuk mengambil kesempatan yang diberikan
Atau...
Me-negasi-kannya
Permohonanku padamu
Bukan untuk meringankan beban
Yang kupanggul saat ini
Tapi menguatkan bahuku
ketika ikut andil
dalam proses meng-aku
Berlabuh
Malam ini laut pasang
Jangkar tidak lagi mencakar pasir putih
Layar sudah terbentang
Ku biarkan angin menuntun
Kemana kapalku akan berlabuh
Senja
Apa yang kau tahu
Tentang senja ditanganku
Aku tak bisa membawanya pulang
Seperti yang kau pinta
Tapi hangat jiwaku
Kan terangi sudut hatimu.
CAHAYA
Hei kelam!
Kau fikir
Gelapmu dapat membutakanku
Salah besar!
Aku percaya
Akan bertemu dengan cahaya diujung sana
Menguatkan bukan Melemahkan
Hidup adalah tentang pasang dan surut
Tapi kasih, kamu tidak akan pernah tenggelam
Tangisanmu akan menguatkanmu
Jeritanmu akan melegakan hatimu
Kamu adalah kasih yang hanya bergantung pada yang kekal
Karena semua pada akhirnya akan tiada
Harapku untukmu kasih
Kamu akan bersama hal yang selalu menguatkan bukan melemahkan!
Luka dan Setia
Ini adalah Luka
Aku tidak mau membawanya
Luka ini berat
Tinggalkan saja diujung sana
Kamu membawa Setia
Aku suka warna Setia mu
Ikatkanlah pada tanganku!
SEMU
Belajar pada kesemuan alif demi alif!
Kan ku eja setiap makna yang merayap ditelinga
Walau terkadang ku tak tahu bagaimana diammu harus kuterjemahkan?
Kan ku eja setiap makna yang merayap ditelinga
Walau terkadang ku tak tahu bagaimana diammu harus kuterjemahkan?
Oooo....semu!
Ajari aku meratap bagai lilin
Setelah matahari tak lagi mengajarkan cahaya
Dan bulan memilih diam ketika malam memancarkan kelam
Inginku menafsirmu lewat suara yang tak didengar hujan
Setelah matahari tak lagi mengajarkan cahaya
Dan bulan memilih diam ketika malam memancarkan kelam
Inginku menafsirmu lewat suara yang tak didengar hujan
Temui Aku di Akhir Malam
Gemintang bangunkan jiwaku yang merona, dengan sedikit cahaya
Saat gulita masih selimuti mayapada
Sinar tenang mengajakku melihat sisiMu yang paling dalam untuk menyusuri jejak-jejak asa
Meretakkan batu hatikukala bersua dengan air mata jiwa
Jernihnya perlahan hapuskan duka
Bangunlah Jiwa!
Rindumu adalah rinduNya!
Ufuk mulai terang
Aku dan Kau tak lagi berbicara
Jika kita bertemu lagi, kan kubisikkan kata-kata indah
Sebagaimana sering kulantunkan untukMu
Dan tak lupa lupa siapkan kata sebagai ungkapan syukur atas rasa cinta
Langganan:
Postingan (Atom)